Dipagi hari setelah tiba di jogja, kamar gue di gedor oleh tamu yang tak di harapkan di pagi hari. Disaat mata masih terlelah di saat badan masih pegel. Temen gue mengajak untuk pergi ke sebuah desa. Karena mendengar kata desa tubuh gue pun bersemangat kembali.
Seperti biasa gue mengunjungin desa baru dengan teman teman baru, seperti menyusup gitu. Tiba tiba gue udah di dalam mobil mereka ada 4 orang di dalam mobil 5 termasuk gue. Gue lupa namanya karna gue memang susah mengingat nama orang klo baru sekali ketemu.
Kurang lebih perjalanan 1 jam jika di tempuh dari sekitar kampus UIN menuju timur jogja.
Desa Klumprit ini berada di puncak bukit wukir harjo. Jalanan menuju desa ini sudah di aspal dan untuk mencapai desa ini jalanan kecil menanjak curam harus di tempuh, lebih kecil dari perjalanan ke desa kuning lor di jember. Gue sendiri sedikit panik karna selalu berfikir ini mobil sanggup gak yah menanjak. Kurang lebih sejauh 1 km an jalan menanjak akhirnya kami pun tiba di desa klumprit.
Desa ini benar benar desa, di sekitar masih di tumbuhin dengan sawah dan pohon pohon tinggi. Dari sini kalian dapat melihat pemandangan luas. Penduduk di desa ini masih sedikit, rumahnya bejarak jarak gitu. Mungkin karna desa tersebut berada di kaki bukit sehingga untuk membangun sebuah rumah mesti mencari tanah luas yang datar.
Tidak lama gue mengunjungin desa tersebut di sebabkan gue hanya menumpang dengan teman teman kampus dari anak UII.
Di perjalanan pulang kalian bisa menemukan sisa candi yang bernama candi hijau. Candi hijau sendiri merupakan candi yang letaknya tertinggi di yogyakarta.
Sayangnya bukit tersebut mulai terkikis, di perjalanan pulang saya melihat salah satu dinding bukit yang di kerok dan terdapatnya pabrik pengolah batu gunung.
Ya begitulah nasib indonesia, hamparan hijau mulai terusak oleh warga nya sendiri. Padahal bisa anda bayangkan berbagai tourist dari luar negri malah justru mencari pemandangan hijau di indonesia.