Mengunjungi pusat Rehabilitasi BNN ( Badan Narkotika Nasional ) tidak semudah yang saya fikirkan, banyak sekali persyaratan yang harus saya taati, hingga akhirnya saya diperbolehkan meliput Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah. Tanah Merah sendiri merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah Samarinda Utara – Kalimantan Timur.
Perjalanan menuju BNN Tanah Merah di mulai dari Kota Balikpapan, menggunakan kendaraan pribadi adalah pilihan yang tepat, mengingat Tanah Merah adalah jalur trans Samarinda – Bontang yang dikenal sepi. Estimasi perjalan Balikpapan – Tanah Merah kurang lebih sekitar 3 jam.
Saat itu saya berangkat menuju Tanah Merah dari Balikpapan kurang lebih sekitar jam 6 pagi, mengingat waktu untuk bertemu oleh Mba Mini ( staff rehabilitasi BNN tanah merah ) adalah jam 10 pagi. Tidak banyak perlengkapan yang saya bawa saat itu hanya sebatas poket kamera, note dan laptop.
Selama perjalanan menuju BNN Tanah Merah kalian akan melewati jalur trans Balikpapan – Samarinda terlebih dahulu, dimana kalian akan melewati daerah Bukit Soeharto yang berada di KM 38. Di KM 38 Balikpapan – Samarinda ini terdapat salah satu objek wisata yang cukup terkenal yaitu Bukit Bangkirai, kawasan ini juga terlihat lebih ramai dengan masyarakatnya karena berada di persimpangan menuju Samboja. Kalau kalian lelah, KM 38 Balikpapan – Samarinda bisa menjadi pilihan yang tepat untuk beristirahat.
Setelah melewati KM 38 perjalanan saya pun hanya ditemani dengan pemandangan hutan, hingga akhirnya saya memutuskan untuk beristirahat di KM 48 yang merupakan kawasan Rest Area. Kawasan ini terlihat lebih tertata dibanding KM 38, terdapat bangunan kokoh yang telah disiapkan bagi para penjual, namun sayangnya tempat tersebut belum difungsikan. Tidak lama waktu yang saya habiskan di kawasan Rest Area tersebut, hanya segelas kopi yang harus saya habiskan sebelum melanjutkan perjalanan.
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih selama 2 jam akhirnya saya tiba di Kota Samarinda. Kembali beristirahat sejenak sambil menikmati sarapan disalah satu warung yang berada di Kota Samarinda. Sayapun sempat bertanya kepada warga yang kebetulan berkunjung ke warung tersebut mengenai arah menuju Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, namun kebanyakan dari mereka mengarahkan saya ke kantor BNN bukan ke Rehabilitasi BNN. Kantor BNN dan Balai Rehabilitasi BNN merupakan tempat yang berbeda, di Balikpapan sendiri terdapat Kantor BNN namun tidak terdapat Balai Rehabilitasi BNN. Petunjuk terakhir menuju Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah saat itu adalah smartphone.
Perjalananpun akhirnya saya lanjutkan sambil mengikuti penunjuk arah pada smart phone, dimana rute menuju Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah melalui jalan Trans Samarinda – Bontang. Perjalanan saya dari Samarinda menuju Balai Rehabilitasi BNN Tanah merah kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 45 menit, ternyata daerah ini lebih ramai dibandingkan jalur trans Balikpapan – Samarinda.
Saat tiba di kawasan Balai Rehabilitasi Narkotika BNN Tanah Merah mobil saya di stop oleh petugas penjagaan untuk melapor terlebih dahulu sebelum akhirnya boleh masuk melewati pagar. Penjagaan disini terbilang sangat ketat, saat melapor saya sendiri harus menyerahkan identitas KTP dan petugas penjaga mengintrogasi saya mengenai tujuan saya datang ketempat tersebut, mobil yang saya gunakan sendiri diperiksa dengan sangat ketat, tas yang saya bawa juga dibuka untuk diperiksa.
Saat di dalam gedung, sayapun harus melapor kembali mengenai tujuan kedatangan saya. Setelah melapor tidak lama kemudian Mba Mini datang menghampiri saya. Saya sendiripun sebelumnya tidak pernah bertemu dengan Mba Mini, saya diperkenalkan dengan Mba Mini sebelumnya berdasarkan rekomendasi beberapa orang dan komunikasi hanya melalui chat saja.
Mba Mini sendiri menjelaskan persyaratan yang harus saya turuti dimana sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh BNN, dimana tidak boleh adanya foto atau video wajah, jikalaupun terdapat foto wajah, maka wajah para sahabat ( read:peserta rehabilitasi ) BNN tersebut harus di Blur.
Setelah memahami peraturan yang ada, Mba Mini menuntun saya masuk ke dalam untuk diperkenalkan dengan Mba Dwi yang merupakan pelaksana CSR TBBM Pertamina Balikpapan. Ya saat itu TBBM Pertamina Balikpapan sedang melaksanakan program CSR berupa Pelatihan Pendidikan Bercocok Tanam Hidroponik.
Setelah berkenalan dengan Mba Dwi, Mba Mini pun sempat memperlihatkan beberapa tempat di balai rehabilitasi Samarinda seperti adanya ruang pelatihan, jadi disini anda ruang musik ruang fitness, ruang baca, ruang menjahit dan ada ruang tata rias.
Fasilitas lainnya yaitu disini terdapat adanya tempat ibadah kemudian ada 2 gedung kamar, jadi 2 gedung ini berfungsi sebagai tempat tinggal dari para sahabat Balai rehabilitasi.
Setelah memperkenalkan beberapa tempat secara singkat mba Dwi pun mengajak saya bersama mba Mini untuk mengikuti pelatihan dasar tbbm Balikpapan yang dilaksanakan di balai rehabilitasi Samarinda
Saya pun sempat bertanya kepada mbak Dwi Apa tujuan yang diharapkan dari program tersebut mba Dwi pun menjawab program tersebut bertujuan agar para sahabat Balai rehabilitasi Samarinda nantinya memiliki keahlian lain yang sebelumnya tidak dimiliki, dimana pelatihan yang diajarkan mba Dwi adalah pelatihan mengenai tanaman hidroponik.
Mba Dwi sendiri mengenalkan dan menjelaskan secara detail proses dari tanaman hidroponik, mulai penanaman, mulai pembuatan sponnya kemudian penanaman bibit kemudian progres penjemuran
Tidak terlalu lama Mbak Dwi memperjelaskan program tersebut kurang lebih selama 2 sampai 3 jam hingga semua proses bercocok tanam hidroponik selesai.
Saya pun kemudian melanjutkan obrolan dengan Mbak Mini mengenai fasilitas dan bagaimana cara agar calon sahabat rehabilitasi Samarinda bisa mengikuti program dari rehabilitasi BNN Samarinda tersebut. Mba mini menjelaskan bahwa untuk mengikuti atau menjadi sahabat rehabilitasi BNN Samarinda ternyata tidak semudah apa yang dipikirkan
Walaupun memang seluruh sahabat Balai rehabilitasi BNN Samarinda ini tidak dikenakan biaya, ternyata progres untuk mendaftar menjadi sahabat rehabilitasi itu tidak mudah karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon rehabilitasi seperti tes urine tes dna rambut untuk mengetahui secara benar bahwa calon sahabat memenuhi standart rehabilitasi.
Mbak Mini Menjelaskan hal tersebut terpaksa dilakukan karena keterbatasan tempat yang ada di rehabilitasi BNN Tanah Merah Samarinda jadi Mbak Mini menjelaskan mereka lebih memprioritaskan teman-teman yang memiliki kecanduan yang lebih tinggi.
Saya pun sempat bertanya kepada Mbak Mini bagaimana dengan kebutuhan dari para sahabat rehabilitasi tersebut, untuk aktivitas di balai rehabilitasi BNN Samarinda Mbak Mini menjelaskan bahwa teman-teman di sini memiliki aktivitas yang sangat tinggi. Hal tersebut dilakukan agar para sahabat melupakan kecanduan yang pernah mereka-mereka alami Jadi mereka memiliki aktivitas dari jam 04.00 pagi Hingga jam 11.00 malam
Untuk makannya sendiri Mbak Mini mengatakan mereka mendapatkan jatah makanan yaitu tiga kali sehari dan satu kali cemilan jadi total dalam sehari tuh bekisar empat kali, hal tersebut dibuktikan dimana para para sahabat Balai rehabilitasi Samarinda ini terlihat lebih gemuk dibanding saya :|
untuk tempat ibadah di sini juga terbilang sangat lengkap ada gereja dan ada mesjid
Rehabilitasi dari calon sahabat BNN tanah merah ini berlangsung maksimal selama 6 bulan di mana progress bebas atau kesembuhan daripada calon daripada para sahabat dicek setiap bulannya ada beberapa sahabat yang di bisa bersih dalam waktu 4 bulan 5 bulan
Jam besuk di badan rehabilitasi BNN Tanah Merah sendiri yaitu seminggu sekali itu di hari Minggu dimana para keluarga dari sahabat rehabilitasi BNN Tanah Merah diperbolehkan untuk menjenguk keluarga mereka.
Di sini pun terdapat sejenis toko UKM hasil karya dari parasahabat rehabilitasi BNN Tanah Merah dimana hasil karya tersebut dipajang di depan resepsionis atau di ruang jenguk para sahabat.
Banyak sekali macam karya ataupun pangan yang dihasilkan oleh para sahabat saat itu saya sendiri melihat terdapat kerajinan figura yang terbuat dari kayu, kemudian ada bantal, kemudian ada sambel. Mba mini pun mengatakan itu hanya beberapa contoh karya yang diperjualkan saat itu karena Mba Mini mengatakan tiap minggunya karya yang dijual itu berbeda-beda tergantung ketersediaan bahan yang ada di balai rehabilitasi BNN Samarinda. tapi keseluruhan karya dan pangan yang dijual adalah murni dari kreativitas parasahabat rehabilitasi BNN Samarinda
Tidak lama waktu yang saya habiskan berkeliling di badan rehabilitasi BNN Tanah Merah bersama Mbak Mini karena waktu sudah semakin sore saya pun memutuskan untuk segera pamit Karena perjalanan menuju Balikpapan masih sangat jauh.