Aku terpapar COVID-19 ? Dan Penanganan Di Balikpapan Yang Membingungkan

Personal

Sudah lama sekali aku tidak membagikan cerita di dalam blog ini. Kali ini aku akan sedikit bercerita mengenai permasalahan covid-19 yang berada dekat sekali denganku.

Aku tidak tahu apakah aku positif atau tidak, namun orang terdekatku dimana aku sangat sering dan dekat saat berinteraksi memiliki hasil positif berdasarkan hasil swab antigen di salah satu rumah sakit Balikpapan.

Lantas mengapa aku tidak melakukan swab juga? ada beberapa hal yang membuatku mempertimbangkannya, aku mungkin kategori gejala ringan, ini aku tau karena kemiripan gejala yang dialami oleh temanku, namun tidak separah temanku.

Jika aku harus melakukan swab aku harus mengeluarkan biaya sebesar 250 ribu. Jika hasilnya swabnya non-reaktif,mungkin akan merasa lega.

Namun  jika 2 hari kemudian memburuk aku harus melakukan swab antigen kembali dan harus mengeluarkan biaya kembali sebesar 250 ribu. Karena jika tidak positif tidak akan “DITANGGUNG PEMERINTAH”.

Jadi aku memutuskan untuk melakukan swab antigen jika kondisiku benar-benar drop agar kondisinya swabnya benar-benar valid.

Entah yang kulakukan itu salah atau tidak, tapi yang kulakukan sekarang adalah isolasi mandiri 14 hari secara inisiatif.

Kembali ke kasus temanku dekatku yang positif covid-19

positif covid19 di balikpapan

positif covid19 di balikpapan

Temanku bercerita panjang lebar, dirinya memiliki gejala demam, perut mules BAB dan batuk mungkin hampir seminggu, aku tau karena aku sering kerumahnya, hampir setiap hari. Melakukan swab antigen disalah satu rumah sakit Balikpapan dan hasilnya positif.

Temankupun langsung datang ke salah satu puskesmas kelurahan di balikpapan untuk melaporkan sebagai pasien positif, dan hasilnya sungguh membuatku bingung.

Kenapa bingung?  Karena tidak ada screening anggota keluarga atau pertanyaan singkat seperti ada keluar kota atau tidak. BIG NO.. hanya disuruh isolasi mandiri selama 14 hari dan obat-obatan yang nurutku bisa didapatkan melalui bpjs seperti biasa, itupun ada obat yang kurang, dan nanti akan diantarkan nyusul dengan ojol. Saat tulisan ini dibuat obat kurang belum juga sampe, ini sudah memasuki hari ke tiga

Akupun sempat bertanya kepada temanku seriusan ga ada screening di rumah? Pasalnya di dalam rumah temanku terdapat 4 orang dewasa ( 2 dewasa positif ) dan 2 balita dan salah satunya (dewasa) masih beraktifitas keluar rumah seperti biasa.

Jika aku masa bodo amat, mungkin aku akan tetap beraktifitas keluar rumah sebagai pembawa virus.

Percakapan dengan dokter konsultasi covid dari puskesmaspun hanya menyarankan yang tidak memiliki gejala disuruh isolasi mandiri saja tidak perlu di test, sedangkan untuk gejala ringan dan sedang hanya perlu di isolasi mandiri.

Lantas yang tidak bergejala satu rumah ga dapat suplemen gitu, tau dari mana dia positif atau tidak wong tidak di check? Tunggu ada ada gejala gitu? atau tunggu orangnya sakit dulu? Bukannya persentase terpapar dalam satu rumah itu lebih besar..apa mesti swab mandiri dulu gitu?

Baca Juga :  Liburan Sendiri Kenapa Enggak?

Menurutku seperti ini, jika dokter tidak membuat peringatan langsung biasanya orang akan masa bodoh.

Setelah 14 Hari Isolasi mandiri apa yang mesti dilakukan ?

positif covid tanpa penanganan khusus

Ga ada..wkwkwk..bingungkan..karena dari percakapan di atas tidak ada dapat antigen gratis untuk pasien positif setelah 14 hari isolasi, screening di rumah aja ga ada. Jadi kalau udah 14 hari ya udah kamu bisa bebas keluar tanpa tau kamu sebenarnya masih positif atau tidak.

Jika mau swab antigen setelah 14 hari ya kamu harus bayar sendiri untuk mendapatkan hasilnya. Lantas berita yang mengatakan ditanggung pemerintah itu dimana ? WKWKKWWK

Oh ya dari percakapan di atas berarti pasien positif tunggu gejala berat baru kamu akan dirawat. Penggolongan ringan, sedang dan berat ini aku ga tau standarisasinya dimana. Padahal temenku panasnya udah sampe 38, batuk, BAB cair udah hampir seminggu.

gejala ringan dan sedang harus isolasi mandiri tanpa ditanggung, ditanggung sih obat doang sama suplemen. Berobat biasa pake bpjs juga bisa. Bedanya dimana wkwkwk.

Kesimpulan COVID-19 di Balikpapan

Ini adalah versiku menurut logika ku dan opiniku, jika terus seperti ini pastinya akan terus membludak dan terus membludak. Kenapa? Berbeda dengan awal covid-19 masuk di balikpapan, dimana ada pasien positif maka akan di tracing dan di data, tapi keadaan sekarang yang kualami berbeda jauh. Ya mungkin udah terlalu banyak. Kok bisa banyak? ya fikir aja sendiri,,WKWKWK

Mungkin kalian akan berkata kan cuma 250 untuk swab, namun jika yang di swab satu rumah dimana berisi 3-4 orang dan harus 2 kali kebayang kan budgetnya berapa dan ini ga semua mampu. Jadi bakal banyak orang mendiami dirinya daripada harus melakukan swab mandiri karena keterbatasan dana. Toh juga kalau sakit biasa tinggal berobat pake bpjs obat juga sama-sama dapat.

Apakah aku orang yang suka nongkrong-nongkrong di luar? ga..ruteku hanya rumah dan sesekali ke rumah temanku. Pekerjaanku dilakukan dari kamar tidur rumahku.

Aku sudah coba lapor mandiri melalui situs satgas covid nasional isi form dan error, WA satgas covid balikpapan centang 1, telpon satgas covid nasional sibuk terus..WKWKKW

Gejalaku badan Hangat, tenggorokan radang, hidung buntu sesekali, dan BAB cair.

Jadi penutup kali ini ..mana katanya “DITANGGUNG PEMERINTAH”  kalo positif wkwkkw..jadi aku kudu piye ?

Tags: ,

You May Also Like

4 Pilar Kebangsaan, Mengajakmu Lebih Beretika dalam Bersosial Media

Author

Must Read

No results found.

Menu